BERITA ACARA & NEWS
SEARCH
COUNTRY CATEGORIES
EVENT LISTING

USA Application Day

USA Application Day   You're thinking about studying in the US? A US degree is recognized worldwide, such a power move for your resume! US universities are all about projects, […]

Find out more

An Evening with Kaplan Singapore & Scholarship Awardee

An Evening with Kaplan Singapore & Scholarship Awardee   Ngobrol seru seputar kuliah & dapetin Beasiswa ke Kaplan Singapore bareng expert speakers from Kaplan yuk! Kamu bisa kepoin kampus? Ada […]

Find out more

STUDY ABROAD EXPO 2024

STUDY ABROAD EXPO 2024!!!   Hadir Kembali di 4 Kota (BALI-BATAM-MEDAN-PEKANBARU)   Siapkan rencana studimu & konsultasi On-Spot bareng Universitas TOP DUNIA Pilihan hingga 15 NEGARA, PULUHAN KAMPUS terbaik, RIBUAN […]

Find out more
SEARCH
COUNTRY CATEGORIES

Sejarah Hari Pahlawan: Pertempuran Berdarah Surabaya, 10 November 1945

Posted on 10 November 2023

Sejarah Hari Pahlawan: Pertempuran Berdarah Surabaya, 10 November 1945

 

Di balik keramahan dan keindahan kota Surabaya, kota ini ternyata menyembunyikan sebuah kisah yang penuh dengan keberanian dan pengorbanan. 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, yang merupakan sebuah penghormatan kepada pejuang kota ini yang telah memberikan segalanya demi kemerdekaan Indonesia. 

Sejarah gelap ini melibatkan pertempuran heroik yang membangkitkan semangat nasionalisme dan menandai perjuangan persatuan bangsa.

Dalam artikel ini, minER akan mengajakmu membuka lembaran sejarah dan menyingkap Sejarah Hari Pahlawan: Pertempuran Berdarah Surabaya, 10 November 1945. Hari dimana para pahlawan memberikan segalanya demi kemerdekaan. Harga yang harus dibayar demi kebebasan dan kedaulatan bangsa. 

 

 

BACA JUGA: Sejarah Pendidikan di Indonesia

 

 

Kembalinya Tentara Inggris

Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata perjuangan Indonesia belum berakhir. Hal ini dikarenakan, banyak daerah Nusantara yang harus tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Setelah Indonesia memerdekakan diri dari penjajahan atas kekalahan Jepang, Indonesia tidak memiliki pemerintahan dan terjadi kekosongan kekuasaan. Melihat hal tersebut, pada 15 September 1945, pasukan Inggris yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang ke Indonesia untuk membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang.

Namun, itu bukan satu-satunya misi mereka. Tentara Britannia datang ke Indonesia untuk mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan sipil Hindia Belanda sebagai negara jajahan Belanda. Hal ini, tentu saja memicu gerakan perlawanan dari pasukan Indonesia.

 

Perobekan Bendera di Hotel Yamato

Di tanggal 18 September 1945, kegeraman masyarakat Indonesia memuncak. Di bawah arahan Mr. W.V.Ch Ploegman, Belanda mengibarkan bendera mereka di malam hari. Padahal saat itu maklumat untuk mengibarkan bendera merah putih di berbagai sudut kota Surabaya sudah dikeluarkan.

Residen Soedirman bersama Sidik Hariyono meminta Belanda untuk menurunkan bendera mereka. Namun permintaan tersebut ditolak, sehingga menimbulkan adu tembak antar kedua pasukan.

Memanfaatkan kesempatan dari kerusuhan, Soedirman dan Hariyono kemudian naik ke atas hotel dan merobek bagian biru dari bendera Belanda, menyisakan warna merah dan putih seperti warna bendera Indonesia.

 

 

BACA JUGA: Menelisik Rekam Jejak Pendidikan 3 Calon Presiden Indonesia 2024

 

 

Pertempuran Surabaya Babak Pertama: Inggris Memerintahkan Indonesia Untuk Menyerah

Dari langit Jawa Barat dan Jawa Tengah, pesawat Dakota di tanggal 27 Oktober mengedarkan selebaran yang ditandatangani oleh Jenderal Hawthorn.

Selebaran itu berisi sebuah ultimatum yang meminta pasukan Indonesia untuk menyerah dalam waktu 48 jam. Jika tidak tunduk pada ultimatum, maka Indonesia akan menerima konsekuensi penembakan. Ancaman ini, membuat kebencian pasukan Indonesia di Surabaya semakin membara, yang kemudian memantik seruan di radio untuk mengusir pasukan Inggris.

Di hari yang sama pukul 2 siang, pecahlah adu tembak pertama antara pasukan pemuda PRISAI dan pasukan Gurka dari Inggris. Jenderal Mallaby kemudian menguasai kendaraan berat Indonesia dan para tentara mulai mengevakuasi wanita dan anak-anak dari Kamp Gubeng.

Pertempuran tidak bisa dihindari. TKR, Polisi, dan badan perjuangan menggabungkan kekuatan untuk menyerang Inggris di kota Surabaya. Pertempuran terjadi hingga 29 Oktober 1945 dipimpin langsung oleh Komando Jenderal Mayor Yonosewoyo.

 

Pertempuran Surabaya Babak Puncak: Kematian Jenderal dan Pembukaan Pertempuran Puncak

Jenderal Mallaby yang tengah menumpangi mobil Buick pada 30 Oktober 1945 pukul 20.30, bertemu dengan kelompok milisi Indonesia di atas jembatan merah. Adu mulut tak terhindarkan, yang kemudian menimbulkan adu tembak.

Jenderal Mallaby di dalam mobil, terkena satu tembakan yang membunuhnya seketika. Dalam pertempuran ini, mobil Brigadir Jenderal Mallaby diduga juga terkena lemparan granat yang menyebabkannya terpanggang dalam mobil. (Sumber lain mengatakan bahwa mobil meledak saat melintas di depan Gedung Internatio)

Kematian Mallaby menyebabkan amarah dari pihak Inggris kepada Indonesia. Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh  yang diangkat untuk menggantikan Jenderal Mallaby mengeluarkan ultimatum kedua yaitu, Ultimatum 10 November 1945 yang meminta Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila permintaan tersebut tidak dituruti.

Alih-alih mundur, pasukan Indonesia menolak mentah-mentah ultimatum dan mengumandangkan semboyan yang masih kita dengar hingga kini, “MERDEKA ATAU MATI”. Penolakan ultimatum inilah yang menjadi puncak pertempuran legendaris dan diperingati hingga kini.

 

 

BACA JUGA: 5 Negara yang Pertama Kali Mengakui Kemerdekaan Indonesia

 

 

Pertempuran Surabaya Babak Akhir: Aksi Heroik Pasukan Indonesia

Dipimpin oleh Bung Tomo yang mengomando Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI), ia menggerakan pasukan Indonesia menyerang tentara Inggris yang melakukan serangan pada 10 November 1945.

Bukan hanya tentara atau pasukan Indonesia yang melakukan pemberontakan. Namun juga para kiai seperti KH. Hasyim Asy’ari dan tokoh-tokoh agama lain juga turut mengajak santri  untuk terjun langsung dalam perjuangan mempertahankan tanah air. 

Pertempuran yang dimulai 10 November ini berlangsung hingga 3 minggu. Perlawanan Indonesia yang tidak terkoordinasi di awal, akhirnya menemukan ritmenya. Dengan 20,000 tentara dan 140,000 sukarelawan yang ikut berjuang. 

Ricklefs dalam bukunya yang berjudul A Modern History of Modern Indonesia Since C.1200 menyatakan bahwa Pertempuran Surabaya adalah pertempuran paling mengerikan sepanjang masa revolusi. Bahkan pihak Inggris memandang pertempuran ini sebagai neraka, karena banyaknya korban berjatuhan dan kegigihan masyarakat Indonesia.

 

Hari Pahlawan 10 November

Walaupun pada akhirnya Surabaya jatuh ke tangan Inggris, Pertempuran Surabaya berhasil mengubah perspektif Inggris dan Belanda dalam memandang pasukan Indonesia. Karena pertempuran ini pula, Inggris menegaskan posisinya sebagai pihak netral yang tidak lagi memihak Belanda. 

Pertempuran Surabaya membuat Indonesia mendapatkan dukungan secara masif dari berbagai kalangan. Presiden Soekarno lalu menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan yang masih kita peringati hingga kini.

Hari Pahlawan bukan hanya tentang perlawanan fisik melawan penjajah, namun juga tentang persatuan dan keberanian dalam menghadapi tekanan yang luar biasa. Peristiwa ini memicu semangat solidaritas yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang golongan, tingkatan, agama, dan paham.

Pemerintah membangun Tugu Pahlawan dan Monumen 10 November di Surabaya sebagai wisata sejarah untuk siapa saja yang ingin mengenang ‘arek-arek Suroboyo’ yang gugur di medan perang.

 

 

BACA JUGA: Sejarah Hari Guru & Perayaannya di Seluruh Dunia

 

 

Penutup

Tertarik untuk mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri atau ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrismu?

Kamu juga dapat menghubungi Team Education Republic untuk konsultasi gratis dan pengurusan kuliah.

Telegram ER            : t.me/edurepublic

Virtual Office           : 0823 7222 6363 (chat Virtual Office Now)

Batam Office           : 0778 480 5756 | 0821 3333 6363 (chat Batam Office now)

Bali Office                 : 0819 4675 8555 (chat Bali office now)

JKT Barat Office      : 0813 1298 6363 (chat Jakbar office now)

Tangerang Office    :  0813-8897-6363 (chat Tangerang office now)

Medan office            : 0812 1338 6363  (chat Medan Office now)

Pekanbaru office    : 0852 3600 6363 (Chat Pekanbaru office now)

Singapore Office    : (65) 9830 3227 (chat Singapore Office now)

Hubungi Kami

Dapatkan pengurusan dan konsultasi studi luar negeri GRATIS oleh Education Republic sekarang juga!
Click to chat our offices below:

Tagged: