Kuliah Sebagai Kebutuhan Tersier, Begini Perbandingannya di Negara Lain
Posted on 7 Juni 2024
Kuliah Sebagai Kebutuhan Tersier, Begini Perbandingannya di Negara Lain
Di pertengahan bulan Mei kemarin, negara Indonesia dihebohkan dengan kenaikan UKT di kampus-kampus perguruan tinggi negeri.
Lagi panas isu kenaikan UKT dan mahasiswa yang pada protes, tiba-tiba muncul pernyataan kontroversial dari PLT Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud yang bilang bahwa “pendidikan tinggi (kuliah) adalah tertiary education”. Alias kebutuhan tersier.
Yuk, kita bahas Kuliah Sebagai Kebutuhan Tersier dan Begini Perbandingannya di Negara Lain.
BACA JUGA: 7 Negara Dengan Tingkat Pengangguran Paling Rendah di Dunia
Kuliah Sebagai Kebutuhan Tersier
Apa sih kebutuhan tersier itu?
Mengutip dari detikfinance, kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan mengonsumsi benda mewah. Biasanya kebutuhan tersier hanya dilakukan oleh orang dengan penghasilan yang tinggi.
Dilansir dari Bank Dunia, pendidikan tersier adalah pendidikan formal pasca SMA termasuk universitas negeri dan swasta, perguruan tinggi, lembaga pelatihan teknis, dan sekolah kejuruan.
Pendidikan wajib di Indonesia sampai SMA. Artinya kuliah adalah pendidikan tersier.
Kuliah Memang Nggak Wajib, Tapi Tetap Penting
Kuliah itu ibarat investasi jangka panjang untuk individu dan negara. Bayangin deh, dengan kuliah kamu akan memperdalam pengetahuan, dan mengasah skill. Di kampus, kamu juga bakal ketemu dengan orang-orang dari berbagai daerah, ngobrol, diskusi, sharing pengalaman.
Dampaknya ke masyarakat secara umum apa?
Kalau banyak orang Indonesia yang pintar dan punya skill mumpuni setelah kuliah, pasti bisa dong bersaing di tingkat global! Bisa mengembangkan teknologi canggih, menemukan obat baru, atau menciptakan karya seni mendunia.
Untuk sebuah negara, kuliah bukanlah kebutuhan tersier, kuliah bukan sekedar dapat ijazah. Tapi, agar kamu bisa berkembang sebagai individu, punya masa depan cerah, dan membantu kemajuan bangsa Indonesia.
Fakta Pendidikan di Indonesia
Coba deh lihat statistik pendidikan masyarakat Indonesia di tahun 2022.
Dari data tersebut, ternyata cuma 6,41% yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Rinciannya, D1 dan D2 0,41%, D3 sejumlah 1,28%, S1 sejumlah 4,39%, S2 sejumlah 0,31%, dan hanya 0,02% penduduk yang sudah mengenyam pendidikan jenjang S3.
Sedih banget, kan? Mayoritas masyarakat Indonesia masih berpendidikan rendah.
Perbandingannya dengan Negara Lain
Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia jelas masih tertinggal jauh.
Penutup
Pernyataan dari seorang perwakilan Kemendikbud tentunya berhasil memantik kekecewaan masyarakat Indonesia.
Karena bagaimanapun pendidikan tinggi atau kuliah sangat berperan dalam pembangunan individu dan bangsa. Semakin tinggi pendidikan kita, semakin besar peluang masyarakat Indonesia untuk keluar dari kemiskinan dan memajukan bangsa Indonesia.
Nah, kalau kamu ingin meraih pendidikan tinggi di luar negeri, serahkan semua ke Education Republic, kami akan membantu proses pendaftaran secara GRATIS!
Hubungi Kami
Dapatkan pengurusan dan konsultasi studi luar negeri GRATIS oleh Education Republic sekarang juga!
Click to chat our offices below:
- Telegram ER
- Virtual Office
- Batam Office
- Bali Office
- JKT Barat Office
- Tangerang Office
- Medan office
- Pekanbaru office
- Singapore Office
Tagged:
